Selasa, 08 Maret 2011

Out of Comfort Zone (Keluar dari Zona Nyaman)

Apabila kita berbicara mengenai keadaan nyaman atau comfort zone, maka kita berbicara tentang suatu wilayah yang subyektif dan individual. Wilayah itu,adalah sebuah wilayah di mana kita merasa "nyaman" dan merasa "punya kendali". Ketahuilah, bahwa itu semua sebenarnya adalah tipuan. Sebab, apayang sesungguhnya kita rasakan tanpa sadar, adalah "tidak nyaman" dan "tidak punya kendali".

Apa itu zona nyaman (comfort zone)? Menurut Alasdair White (2008), zona nyaman adalah aktivitas mental dimana seseorang menjaga dirinya dari rasa cemas dengan menggunakan perilaku-perilaku untuk menciptakan performa yang stabil, dan biasanya tidak ada keinginan untuk mengambil resiko. Zona nyaman ini sulit diukur karena zona nyaman setiap orang itu berbeda. Dalam kasus di atas, orang tidak mau keluar dari zona nyaman karena mereka takut untuk mengalami kegagalan sehingga mereka memilih berada di dalam zona dan tidak beranjak kemana-mana.
Zona nyaman bisa diperluas dengan pengalaman baru walau terkadang prosesnya tidak mudah dan mungkin menyakitkan. Orang harus merasakan jatuh dan bangun dahulu untuk memperluas zona ini. Misalnya ketika seseorang memutuskan untuk resign dari pekerjaan sebelumnya, lalu mencoba mengambil pekerjaan lain yang harus dibangun dari awal lagi. Contoh lain berdasarkan pengalaman saya bekerja sebagai guru anak berkebutuhan khusus, awalnya saya takut untuk mengajarkan tiga anak berkebutuhan khusus sekaligus dengan diagnosis yang berbeda karena saya takut suasana jadi chaos, anak tantrum, proses belajar berantakan, dan materi tidak tersampaikan. Namun ketika saya mencoba dan berhasil, saya jadi mengetahui bahwa saya mampu mengatasi ketiga anak tersebut dan bisa memegang kendali pada proses belajarnya. Mungkin jika saya takut dan tidak mau mencoba, saya tidak pernah tahu kemampuan saya.
Banyak orang yang stuck dalam sebuah pekerjaan karena takut keluar dari zona nyamannya. Zona nyaman itu kelihatannya baik namun sebenarnya berbahaya. Perhatikan gambar di bawah ini. Kodok tidak menyadari bahwa ia sedang direbus dalam sebuah kuali. Kodok mempunyai sifat jika dimasukkan ke dalam air dingin kemudian dipanaskan, suhu tubuh kodok akan mengikuti kenaikan temperatur sehingga ia tidak sadar bahwa ia sedang direbus. Begitupun dengan manusia jika terus menerus berada di zona nyaman. Manusia tidak akan mempersepsikan bahwa berada di zona nyaman itu tidak membahayakan, padahal jika berada terus menerus di dalamnya, manusia tidak akan berkembang.
Jika kita tidak sedang hidup di dalam cita-cita, sukses, dan impian Anda,maka zona nyaman Anda punya kontrol yang lebih besar terhadap diri kita,ketimbang kita sendiri.Tidurlah di malam hari, dengan tidak mengunci semua pintu dan jendela kita.Rasakanlah fenomena ilusi kontrol itu. kita seperti punya kontrol dengan membangun tembok, pagar, kunci, dan gembok. Tapi sadarilah ilusinya. Sadarilah betapa kuat zona nyaman mengendalikan kita. Sadarilah bahwa dengan sifat ilusinya itu, zona nyaman kita sebenarnya terdiri dari kumpulan "emosi yang tidak nyaman". Sebuah kumpulan perasaan yang tercipta, karena berbagai kesenjangan dari belum tercapainya impian,sukses, dan cita-cita kita. Emosi yang tidak nyaman itu, lebih sering menciptakan F.E.A.R. (False Evidence Appearing Real) untuk kita. Dan itu, membuat kita tidak ingin bergerak kemana-mana alias lebih menyukai keadaan nyaman kita . Pelajarilah semua rasa dan emosi tidak nyaman itu. Cintailah, agar kita mampu berkorban untuk membaliknya menjadi kenyamanan. Untuk berbagai hal yang sifatnya fisik, kita sangat menyukai keluasan danprivacy. Kita sangat ingin rumah yang besar, luas, dan tinggi. Kita juga ingin punya tanah di mana-mana. Kemudian, kita sangat ingin memasang pagar,gembok, dan kunci, di setiap sudut keluasan kita. Kita ingin batas wilayah kia semakin meluas.Tahukah kita, bahwa apa yang ingin kita capai bukanlah fisiknya, melainkanrasa nyaman berkaitan dengan manifestasi fisik itu? Apa yang kita inginkan adalah mentalitas dari keberadaan fisiknya. Dan keduanya, adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan.. Jika kita menginginkan mobil tambahan, maka kita pasti sudi memperluas garasi kita. Artinya, kita memang menyediakan tempat untuk mobil itu. Jadi, jika kita menginginkan bertambahnya rasa nyaman, sudikah kiranya kita juga memperluas garasi mental kita, sehingga ia punya tempat juga. Di dalam sebuah lingkup kerja, mungkin kita pernah menemukan beberapa karyawan yang sudah bertahun-tahun bekerja namun posisinya selalu sama dengan pertama kali masuk kerja – atau perubahan tidak signifikan. Lalu suatu kali, ada karyawan baru yang masuk ke perusahaan dan dalam waktu beberapa tahun, ia menempati posisi yang lebih dari karyawan lama. Karyawan lama mungkin merasa kesal dengan prestasi karyawan baru. Tapi apakah ia tahu apa proses yang sudah dialami oleh si karyawan baru agar posisinya bisa lebih darinya?
Terkadang manusia merasa nyaman dan cukup puas ‘ah, saya sih enaknya seperti ini saja’ dengan posisinya sekarang. Jika ada orang lain yang dengan cepat dapat menempati sebuah posisi di atas posisinya, manusia tidak akan suka tanpa mau proses yang dihadapi si orang lain. Mungkin diantara mereka ada yang takut untuk keluar dari pekerjaan yang sekarang dan enggan mencari pekerjaan baru di luar, dengan alasan takut tidak mendapatkan pekerjaan atau pekerjaan yang baru tidak akan sebaik pekerjaan yang sekarang. Mereka takut mengambil resiko yang berada di luar zona nyamannya.
Jika kita sekarang takut untuk mengambil resiko dan takut mengalami pengalaman baru karena kita takut gagal atau takut karir yang kita bangun selama ini hancur, sebaiknya kita hilangkan pikiran tersebut. Keluarlah dari zona nyaman kita, karena mungkin kita akan menjadi tahu kemampuan tersembunyi di dalam diri kita yang sebenarnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Ads 468x60px

Featured Posts