Kamis, 19 Mei 2011

Berjuang Demi TOENAS Kehidupan

Berjuang Demi Toenas Kehidupan

Dalam hidup, seringkali kita lebih banyak mendapatkan apa yang tidak kita inginkan. Dan ketika kita mendapatkan apa yang kita inginkan, akhirnya kita tahu bahwa apa yang kita inginkan terkadang tidak dapat membuat hidup kita menjadi lebih bahagia.
Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain dibukakan. Tetapi sering kali kita terpaku terlalu lama pada pintu yang tertutup sehingga tidak melihat pintu lain yang dibukakan bagi kita.
Memang menjalani kehidupan tidak semudah kita membalik telapak tangan. Segalanya berlangsung dengan proses dan pembiasaan. Baik buruknya pengalaman hanya merupakan api penyulut semangat untuk terus memperbaiki diri. Bukan hal yang utama yang mengindikasikan bahwa kehidupan yang kita jalani itu sudah baik. Berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi suka dukanya kehidupan kita sangatlah saling berkaitan. Mulai dari karakter diri pribadi, lingkungan sekitar, keluarga, dan sebagainya.

Untuk itu kita hendaknya memiliki bekal yang cukup untuk menjalani kehidupan  sebagaimana mestinya. Bekal menjalani kehidupan bias kita lihat pada hadist berikut ini.

عن أبي ذر جندب بن جنادة وأبي عبد الرحمن معاذ بن جبل عن رسول الله
قال ( اتق الله حيثما كنت ، وأتبع السيئة الحسنة تمحها ، وخالق الناس بخلق حسن ) رواه الترمذي وقال حديث حسن .

            Dari Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu Abdirrahman Mu’adz bin Jabal rodhiallohu ‘anhu, bahwa Rosululloh sholallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Bertakwalah kamu kepada Alloh di mana pun kamu berada, iringilah kesalahanmu dengan kebaikan niscaya ia dapat menghapuskannya dan pergaulilah semua manusia dengan budi pekerti yang baik.” (HR Tirmidzi. Ia berkata, “Hadits ini hasan. Dalam naskah lainnya dikatakan, hadits ini hasan shohih)
Dengan hadist tersebut, Rasulullah Muhammad SAW telah memberikan wejangan bagi kita para umatnya 3 hal. Apakah itu?
1.    Bertakwalah kamu kepada Allah di manapun berada.
Makna kalimat tersebut adalah “buatlah pelindung antara kamu dengan adzab-Nya Allah dengan cara melakukan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya”. Takwa ini harus senantiasa kita lakukan dimanapun kita berada.
2.   Mengiringi kesalahan dengan kebaikan dengan seseorang mengiringi kesalahannya dengan kebaikan, maka kebaikan tersebut akan bias menghapus kesalahan tersebut.
3.   Berakhlak dalam kehidupan manusia dengan perbuatan yang baik
Ibnu Rajab berkata bahwa ini adalah bagian dari bertakwa. Jadi takwa itu tidak sempurnya kecuali dengannya. Kebanyakan dari umat itu mengira bahwa takwa adalah berbuat untuk hak Allah saja, padahal takwa itu sebetulnya adalah berbuat untuk hak-hak Allah dan untuk hak-hak hamba Allah, dan tidak mampu terhadapnya kecuali para nabi dan orang-orang yang betul-betul betul. 

Layaknya Toenas, kita pun perlu dipupuk dan dibekali dengan persediaan ilmu yang memadai agar kehidupan yang kita jalani bias lebih baik seperti pohon yang memberi manfaat banyak orang.
Oleh karena itu jadikan diri kita pohon rindang di mana insan dapat berteduh. Jangan seperti pohon kering tempat sang pungguk melepas rindu dan hanya layak dibuat kayu api. Bermimpilah tentang apa yang ingin kita impikan, pergilah ke tempat-tempat kita ingin pergi. Jadilah seperti yang kita inginkan, karena kita hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kita lakukan.
Masa depan yang cerah berdasarkan pada masa lalu yang telah dilupakan. Kita tidak dapat melangkah dengan baik dalam kehidupan sampai kita melupakan kegagalan dan rasa sakit hati kita.
Mari bersama berjuang membekali diri sejak dini memacu Toenas dalam diri kita untuk terus berkembang dan tumbuh subur karakter pemimpin bijak dan berkharisma untuk kehidupan yang sebagaimana mestinya.

0 komentar:

Posting Komentar

Ads 468x60px

Featured Posts